Friday, June 8, 2018

Cerita antara aku dan Dia, curhat


Repost 1 Agustus 2017. My history
Dear visitor, apa kabar. sudah lama banget aku tidak upload disini. ya sempat jenuh tapi kali ini ingin sekali aku mencurahkan rasa hatiku, segala keluh kesah yang sedang aku rasakan. Di beberapa tulisan sebelumnya saya pernah ceritakan kalau penulis memiliki seorang soulmate atau bahasa kasarnya pacar. Ya sudah tentu pacar yang bisa membuatku sakit sedih marah susah dan senang bersama.

Terpaut jauh secara umur tidak membuat kami untuk tidak nyambung dalam artian komunikasi maupun hobi. kita sama, saling support, saling bantu dan tentu saja saling menjaga satu sama lain.
Guys, hubunganku dengannya lumayan lama, dari dia masih brondong hingga sekarang sudah merit, sementara aku sendiri saat memulai hubungan sudah memiliki keluarga. Awal sebuah hubungan yang terus terang saja penulis sendiri enggan untuk memulai namun dia begitu kekeh untuk ingin dekat dan mampu meyakinkanku hingga akupun luluh dibuatnya, dan memulai sebuah hubungan dengannya.

Awal-awal menjalin hubungan bukanlah hal yang mudah karena banyaknya perbedaan dan 'dia sendiri tergolong temperamen dalam beberapa hal, mau menang sendiri namun disisi lain dia setia walau jujur saja nyebelin banget. Diawal tentu saja dia pengin diperhatikan. Yah layaknya sebuah hubungan aku dan dia pun sering menghabiskan waktu bersama baik dengan hobi yang sama maupun main bersama. Saling curhat saling berantem, cemburu. Bahkan hubungan 'dia dan anak2ku pun baik, itu aku jaga agar dia pun bisa dekat dengan keluargaku dan keluarganyapun tau siapa aku, tapi tidak tahu lho ya kalau kita punya hubungan. Indahnya hubungan ini makin menyatukan kita untuk terus membina sebuah hubungan hingga usaha bersama. Jujur indah banget.

Namun guys, hingga akhirnya sebuah tragedi demi tragedi menimpanya, gamang galau hingga akhirnya iapun mendapatkan sebuah hidayah dari yang tadinya jarang sholat menjadi lebih rajin dan lebih dari segala-galanya hingga iapun ingin berhenti total dari perbuatan maksiat yang kami lakukan. Ia begitu frontal mengungkapkan itu padaku hingga akupun sebagai manusia biasa berontak, gak terima karena hubungan selama ini akan disudahi meski memiliki komitmen akan tetap bersahabat tanpa embel-embel sebuah seks lagi. Bisa? Jujur berat sekali guys..... berat, apalagi hubungan emosional yang selama ini kita bangun telah benar-benar menjadi sebuah hubungan emosi yang sulit sekali untuk di lupakan terutama bagi diriku. Ya saya muslim, solat iya puasa iya tapi maksiat tetap jalan.......terserah apa kata orang, tapi hati ini tak bisa dibohongi bahwa aku masih menyimpan rasa cinta dan sayang yang luar biasa. takut kehilangan meski dia berkali kali meyakinkan aku namun tidak ada yang membuatku tenang, karena dia di beberapa waktu sudah tidak mau disentuh dan dipeluk lagi.

Namun beberapa kali diapun masih tetap melakukan hal yang sama denganku untuk tetap berhubungan intim, mencurahkan cinta walau tak seindah dulu, hambar dan hati ini menjerit karena rasa cinta yang dulu seolah-olah hilang dia kadang cuma mencurahkan rasa seksnya tanpa mau tau perasaanku yang ingin totalitas sebelum dirinya hijrah. sedih dan hambar namun aku masih mencintainya. Hingga akhirnya dia merit dengan seorang yang satu mahzab dan dia sudah gak mau lagi untuk seks lagi denganku. Sedih, marah . iya aku sedih dan marah..... seolah olah ini gak adil.......sangat tidak adil karena ketika aku berkeluarga dan diapun menginginkan seks meski itu dirumahku sendiri masih aku layani meski dengan perasaan yang was was takut ketahuan anak istri, namun ketika dia merit seolah olah dia menemukan penggantiku dan aku ditinggalkan meski secara persahabatan atau 'persaudaraan' masih tetap jalan.

Aku sakit... aku sedih... ini gak adil..ketika dulu aku terikat pernikahan akupun rela berbagi hati dngan istriku dengannya bahkan beberapa kali nginappun dia seolah menuntut untuk dilayani dan aku mau karena aku sayang padanya, namun ketika dia merit dan aku menginginkan hasrat untuk bercinta diapun sudah menolak, meski masih boleh mencium dan memeluknya namun untuk membuka celananya sekarang sudah gak boleh.......

Beberapa hari menjelang meritpun kita masih bercinta meski berasa hambar namun itu kami lakukan berkali kali, bahkan ketika aku tertidur pulaspun ia beberapa kali mengerjaiku hingga aku sendiri gak berasa sama sekali karena begitu pulas dan dia dengan leluasa mengeksekusi aku, hingga paginya ia ceritakan apa yang terjadi. Ya dari sisi ini meski kondisi hijrah namun dia masih mau melakukannya tanpa aku minta. Namun ketika dia merit, seolah olah ini gak adil setelah ada pengganti ia melupakan begitu saja. Bersaudara lain soal,,, namun hati ini tak bisa dibohongi hati ini kesal dan ingin mengulangnya meski frekuensinya tak seperti dulu... namun ia terlalu frontal untuk menolak... ah entahlah

Entah....aku harus bahagia karena dia sudah hijrah atau aku harus bersedih.... tapi sebagai manusia biasa akupun masih ingin diperhatikannya dan masih ingin mengulang saat saat indah seperti dulu dengan frekuensi yang dikurangi. Aku sedih...... sedih.. kadang aku marah padanya dengan kemarahan yang membludak namun diapun kadang sabar menghadapinya hingga dia memelukku yang membuatku tenang... namun kembali lagi dia ingat hijrahnya dan gak mau disentuh lagi. apalagi istrinya sekarang juga memakai cadar dan diawal pernikahan dia belajar hafalan alquran pada istrinya dan setor hafalan setelah isya. Entahlah dihatinuraniku aku bangga kalau dia sudah hijrah... tapi disisi lain.....aku sedih karena ia telah melupakan masa masa indah dulu dan tidak mau mengulang lagi. Bahkan whatsapppun kalau itu isisnya tentang curahan hati sudah tidak mau menjawab kecuali setelah aku marah marah baru ia jawab.

Aku tahu ini salah, aku tahu ini dosa, dan akupun ingin kembali sebagai fitrah lelaki seutuhnya tanpa mencintai lelaki juga.... sedih berat dan entahlah semoga saja ini bisa berakhir dengan baik.
Kepada engkau , jika engkau membaca ini, maka inilah aku......orang yang sudah 8 tahun menjalin hubunan denganmu. dan harus berakhir ketika kamu merit... Jujur aku merindukanmu seperti dulu.......andai kau mengerti sedikit saja....

Namun ini sudah menjadi suratan takdir, semoga aku menjadi pribadi yang jauh lebih baik darimu nantinya, dan semoga engkau tidak terperosok lagi dengan orang lain . Aku selalu menyayangimu, membutuhkanmu dan merindukanmu walau kita hampir tiap hari ketemu namun memilikimu seutuhnya jelas mustahil. Aku punya hati engkau punya hati, aku percaya engkau tak akan biarkan aku begini terus,

Semoga kau bahagia...



Buat pembaca, maaf ini curhatan... namun ini jujur dari hatinuraniku. terserah kalian mau menilai seperti apa ini sudah jalanku. Aku apa adanya seperti ini....
sekali lagi mohon maaf buat dia yang berinisial R, aku selalu menyayangimu.......dan merindukanmu yang dulu bukan yang sekarang.......Aku bersedih tapi sedih untuk siapa...s edih untuk hati ini...... oh andai ada yang mau dengar ceritaku dan tidak untuk menghakimiku...  Andaikan aku bisa sembuh dari penyakit ini........ aku ingin sekali sembuh tanpa ada rasa cinta lagi terhadap siapapun....ah sudahlah akupun galau dan bersedih
selamat malam......
2017

No comments:

Post a Comment

31 Juli 2018 Tentangmu

Halo guys, apa kabar kembali menulis agenda elektronik ini ya. Bagi yang baru baca sebelum ada blog ini juga sudah ada blog di www.rasyayusu...