Sharing : Being Gay is not my choice

Di dunia ini tidak ada manusia yang ingin dilahirkan dengan tidak sempurna. Semua ingin lahir secara lengkap dan sempurna sesuai dengan kodratnya. Menjadi seorang gay bukanlah sebuah pilihan, tapi itu ada dan nyata. Itu kita rasakan. Gay, biseks apapun sebutannya ada disekitar kita baik yang secara terang-terangan maupun yang tersembunyi, tapi mereka ada di sekitar kita. Bisa jadi orang terdekat kita, sanak keluarga, kakak, adik, ayah atau bahkan kakek kita barangkali ada yang seperti itu. tapi semua samar, kita tidak tahu apa yang terjadi disekitar kita, karena memang tidak semua orang mau terbuka dengan perasaannya.

Adat, suku dan agama merupakan salah satu pertimbangan untuk itu, disamping juga karena keluarga yang mungkin tidak akan siap untuk menerimanya karena dilingkungan sendiri, seorang gay dianggap sebagai penyakit.  Menjadi gay bukanlah sebuah pilihan, tapi tidak berarti harus benci pada diri sendiri. Dukungan dari teman atau sahabat itu akan sangat berarti tanpa harus menghakimi siapa kita.

Memang kadang-kadang kita hidup dalam sebuah kemunafikan, dengan perasaan yang di pendam, tapi itu adalah sebuah pilihan tepat karena dengan demikian kita bisa hidup berdampingan bersama lingkungan. Menerima keadaan diri sendiri dan mensyukuri apa yang ada merupakan hal yang bijaksana. Berkaca pada diri sendiri, memiliki perasaan cinta sejenis itu tidak enak, merasa dihakimi ketika berada di sebuah lingkungan, merasa hina ketika kita harus mencuri pandang pada laki-laki ganteng, seolah-olah seorang pelacur yang dengan mudahnya memalingkan mukanya untuk melihat kegantengan, tapi semua itu sebenarnya sah sah saja. sudah naluri kalau melihat orang yang ganteng kita akan tertarik, namun..... tetap juga kalau mereka gak punya antena yang mengeluarkan sinyal yang sama, kita juga gak akan menabrak sinyal tersebut kan?

Menjadi seorang gay itu bukanlah pilihan kita, namun nikmatilah, sukurilah apa yang ada pada diri kita....tunjukkan bahwa kita bisa lebih berarti.

Bagaimana dengan rekan-rekan semua? share with me......

Kontol Uncut atau Cut?

Dalam dunia gay dikenal istilah cut dan uncut. Cut artinya kontol yang disunat, sedang uncut tentu yang tidak disunat.

Suatu saat aku mengenalnya melalui Yahoo Messenger. Jaman itu, memang masih jaman Friendster dan YM, FB masih belum booming, . dulu di YM ada room khusus tentang Gay namun sekarang sudah ditutup karena dianggap mengganggu.  Seperti biasa , kalau chatting bikin id yang aneh dan standby masuk room, contohlah room Jakarta 10. Cukup standby dan biasanya ada yang ngeping ngajak kenalan. Tidak semua sih yang minta kenalan dilayani, apalagi kalau udah tukeran pic, hehe secara pic gak cocok, biasanya sih aku cari aman. menghindar atau menyudahi pembicaraan...

[caption id="attachment_33" align="aligncenter" width="225"] Kontol yang gak disunat, (Sumber google, bukan punya gw hehe, punya gw sih disunat)[/caption]

tak sedikit juga sih secara pembicaraan nyambung 1000 persen namun secara face tidak menarik. Well ini sih bisa dijadiin temanlah.... terus terang saya tidak munafik, pertama kali mencari kenalan biasanya dilihat facenya, cakep itu relatif, namun kan teteplah keliatan kalau yang mukanya kotak, biasanya kan aku gak suka hehe... piss ah... biasanya meski body ok kalau facenya kurang menarik ya mending disudahi.. bukankah kita butuh kenyamanan?

Back to chatting tadi, suatu saat aku mengenal seseorang, secara face bagus, cakep. singkat cerita janjianlah, ketemu di tempatku kebetulan waktu itu aku ngekost di bilangan Jakarta Selatan. Ya udah pas ketemu disuatu tempat aku ajak ia ke tempatku. Sebut saja namanya Dani seorang yang berasal dari suku seberang. Putih, cakep, badannya atletis........... secara seksual tertarik sih dikit... hehe. Singkat cerita ngobrol sana ngobrol sini, sampai akhirnya pegang2an kontol, hehe... ups..... ngaceng bro.......... , tapi tidak ciuman ya, apalagi aku waktu itu gak suka ciuman bibir.. dia mintanya ciuman bibir, ya aku gak mau. Aku hanya mau ciuman bibir sama orang yang bener2 nyaman. Waktu itu memang masih nubie jadi ya masih malu-malu kucing atau malu maluin ya? haha... ciuman jg masih cium2 saja lebih suka dicium sih waktu itu hehe. namanya juga pengalaman masa lalu.

Nafsu seksual gw sama dia on, sama-sama ngaceng.. pegang2nyan lah, dia buka sleting ku, aku juga buka sleting dia... hap tertangkaplah burung sidia, kontolnya ideal sih, tidak gede karena memang aku gak suka yang gede-gede. Imut hahaha... Uncut, alias tidak disunat. Dalam istilah Gay pasti adalah istilah cut dan uncut, nah ini gw megang kontol uncut... sumpah imut, lucu... untungnya dia bersih jadi gak bau smegma yang baunya kayak ikan asin .. hueks hahaha...., mulai deh dia melancarkan aksinya... menghisap kontol gw, menjilat-jilat sampai gw kegelian enak...., aku kocokin dia. kayaknya dia menikmati banget. Tidak sampai aku isap sih soalnya belum biasa, apalagi kontol uncut dan orang yang baru ketemu itu bahan pertimbangan juga sih. walau ganteng orangnya..... hehe.

Kalau gw pribadi sih lebih suka kontol yang di sunat, karena bersih dan garing... renyah di dalam dan garing di mulut haha... iklan ya..., karena untuk saat ini kan cut itu bukan monopoli muslim saja, tp non muslim juga banyak kok yang di sunat dengan alasan kesehatan.

Back to kontol uncut tadi, gw sih terus terang suka sama orangnya, sama kontolnya ya imut2 sih lucu... hanya saja yang membuat gw ilfiil nih... itu orang pakai parfum minyak nyong nyong kali ya.. menyengat banget .. hingga akhirnya gw jg nyerah. Gak mau di cium dan pegang2annya juga gw sudahin... karena gak kuat bro sama bau parfumnya. ya sudah walau dia minta cium aku menolak dengan halus,  dan malam itu aku selamat, gak terjadi isep2an, gak terjadi coli2an apalagi sampai ML, hehe waktu itu masih nubie kok.

Btw, ada yang punya uncut gak haha, tapi harus bersih alias sering di cuci jadi gak jijik megangnya... terus gak jembrewi ya alias bulu jembutnya rapi gak panjang karena kan sarang kutu....,

so, para sobat pernah megang sama kontol uncut gak? share yuk.........

Bukan sekedar seks yang diutamakan......

Setuju gak kalau gay itu tidak melulu urusan seks, kontol, ranjang dan pejuh? Ya gak munafik lah, having seks itu penting, tapi kan tidak selalu itu yang di pikirin, Kadang kalau ngeseks, sudah keluar sperma, muncrat ya sudah selesai...  iyakan.

Tapi di balik itu, seorang gay juga punya sisi, punya jiwa untuk saling mencintai, saling memahami, cemburu sudah pasti lah, dan saling berbagi. bagi yang menjalani sebuah hubungan seperti pacaran, perasaan itu pasti ada. Memang ada beberapa yang saya kenal, kerjaannya ya kenalan di socmed, entah di FB, YM maupun di twitter, ketemuan, ngeseks, selesai....

hehe ibarat tisu, sekali pakai buang.... gak mau kan? cuma ngeseks selesai, dan gak mau kenal lagi. ini sih sudah perilaku seks yang tidak sehat. Bagaimana dengan cerita kawan-kawan semua? yuk ceritain pengalamannya... lets share with me.